Opini  

Urgensi Kajian Islam dalam Keluarga

Oleh : Nurfajri Aulia (Aktivis Muslimah)

OPINI, dipublika.id –

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang dakwah dan ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, menanggapi pidato Megawati Soekarno Putri terkait ibu-ibu pengajian. Dalam pidatonya, Megawati mengingatkan agar ibu-ibu pengajian tidak melupakan tugasnya mengurus anak supaya anak tidak kekurangan gizi.

TRIBUNNEWS.COM – Ramai beredar video ketua umum PDIP, Megawati Soekarno Putri yang sedang berbicara mengenai ibu-ibu di Indonesia yang suka mengikuti pengajian, sehingga lupa mengurus pekerjaan rumah dan anaknya. Kamis(16/02/23) lalu.

Dari pernyataan tersebut mungkin perlu untuk mengutip sebuah kalimat yang sudah mahsyur “Agama adalah pondasi kehidupan”. Artinya agama merupakan dasar kehidupan agar hidup seseorang, utamanya kehidupan seorang muslim bisa teratur dan tidak kacau. Termasuk dalam kehidupan keluarga, mempelajari ilmu agama sangat berperan penting bahkan menjadi sesuatu yang utama yang harus dipelajari agar para ibu dapat bertanggung jawab atas anaknya dan mencetak generasi yang tidak hanya sehat secara jasmani tapi juga menjadi pribadi yang sholih/sholihah. Yang tidak hanya taat pada rabb-nya, tetapi juga menghormati orang tua dan yang terpenting adalah berkepribadian Islam.

Terlebih, menuntut ilmu agama adalah kewajiban bagi setiap individu (fardu ‘ain), bukan budaya. Sekali lagi, bukan budaya melainkan kewajiban.

Sayangnya, mendengar pernyataan Ibu Megawati ini menunjukkan mungkin beliau tidak  paham bagaimana pentingnya mempelajari agama dan bagaimana Islam mengajarkan kita dalam mengurus keluarga. Ketidaktahuan ini juga banyak di alami oleh jutaan ibu di lingkungan masyarakat termasuk para ibu muda yang mengurus anaknya secara serampangan tanpa ilmu. Bahkan ada yang lebih mengutamakan karir dibandingkan memperhatikan anak-anak mereka. Akibat kurangnya ilmu, anak-anak hanya diserahkan disekolah-sekolah yang tidak bisa menjamin mereka menjadi pribadi yang baik dan beradab. Jika melihat dari kehidupan masyarakat hari ini, anak-anak usia dini sudah menunjukkan sikap yang sangat tidak beradab pada orang tua, juga sesama temannya.

Hal ini terjadi tidak lepas dari akibat sistem pendidikan kita hari ini yang sekular, memisahkan antara agama dan kehidupan. Agama yang seharusnya mengatur kehidupan malah dipisahkan dari kehidupan sosial masyarakat. Akibatnya, agama bagi kita hanya sekedar ibadah ritual saja.

Sekalipun anak-anak dititipkan para ibu dipesantren, tidak menjamin mereka menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Terbukti, banyak kasus anak pesantren yang melanggar aturan-aturan syari’at. Inilah salah satu kebusukan sekular yang semakin menyulitkan para ibu atau orang tua dalam mendidik anak-anak mereka, inginnya jadi anak baik malah jadi bobrok tak berakhlak.

Karena itu penting bagi para ibu-ibu untuk ikut mempelajari, mencari tau bagaimana Islam mengatur keluarga dan mendidik anak agar bisa memberikan pengajaran yang baik pada sang buah hati dirumah.

Bagaimana Islam Memberi Perhatian Khusus pada Keluarga?

Setelah dipelajari, dicermati dan dikaji secara mendalam akan kita dapati bahwa islam adalah agama yang mengatur seluruh kehidupan. Tidak hanya ibadah ritual saja. Dalam kehidupan sosial termasuk keluarga, islam memiliki ilmu khusus yang mengatur tentang itu.

Dalam islam, Allah swt mengharuskan setiap keluarga menjadikan aqidah Islam sebagai dasar dan fondasi bagi kehidupan berkeluarga, dan menjalankan setiap biduk rumah tangga sesuai dengan aturan Allah swt, sang maha pencipta dan pengatur. Sehingga ketika ini sudah diamalkan, akan terwujud keluarga yang menyenangkan, dan penuh ketentraman sekaligus melahirkan generasi-generasi yang sholih/sholihah.

Keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian anak, keluargalah yang menjadi contoh, yang membina dan mengembangkan kepribadian anak. Maka baik buruknya peragai anak sangat ditentukan oleh bagaimana cara orang tua mendidik mereka. Adapun dalam islam pendidikan anak diatur sesuai usia, sejak dini hingga dewasa. Tentu itu tidak lepas dari pengamalan ajaran-ajaran islam.

Secara umum dalam mendidik anak Rasulullah saw, membaginya dalam 4 tahap :

1.Umur 0-7 tahun

2.Umur 7-14 tahun

3.Umur 15-21 tahun

4.Umur 21 tahun ke atas

Untuk lengkapnya para ibu atau calon ibu bisa mempelajarinya dalam kajian atau buku-buku parenting islam.

Adapun beberapa tips Rasulullah saw, mendidik anak:

1.Memperkenalkan tauhid sejak dini.

2.Mengajari, melatih, membiasakan ibadah.

3.Melibatkan anak dalam kajian ilmu agama.

4.Menegur kesalahan anak dengan ma’ruf (baik)

5.Mengajak anak bermain.

6.Memperlakukan dengan lembut dan kasih sayang.

7.Mengajarkan adab dan birrul walidain (berbakti pada orang tua).

Begitu banyak yang perlu kita pelajari dan ajarkan pada anak-anak kita perihal islam agama yang mulia ini. Karena islam bukanlah agama spritual yang membahas ibadah saja, melainkan islam adalah seperangkat aturan kehidupan. Bahasan tentang keluarga yang dibahas penulis, hanya secuil ilmu yang islam ajarkan pada kita. Itulah pentingnya mengkaji islam secara kaffah bagi setiap individu muslim, terlebih bagi para ibu ataupun calon ibu yang tentu mengharapkan sang anak menjadi pribadi yang sholih/sholihah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *