Hari Perempuan Internasional, KEMANUSA Makassar Bedah Pemberdayaan di Era Disruptif

KEMANUSA Makassar, Dialog Publik, Hari Perempuan Internasional
Makassar, dipublika.id – Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, DPC KEMANUSA Makassar menggelar dialog publik dengan tema “Pemberdayaan Perempuan di Era Disruptif” di Warkop Mau.co, Kabupaten Gowa, Sabtu (08/03/25).

 

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber dari berbagai latar belakang yang membahas pentingnya peran perempuan di tengah perubahan pesat di era disruptif.

Ketiga narasumber tersebut yakni, Aminah, S.Pd.I., M.Pd., dikenal sebagai aktivis perempuan di bidang pendidikan, Prof. Dr. Hj. Nur Hidayah, S.Kep., Ns., M.Kes., sebagai akademisi dan pakar di bidang kesehatan, dan Nurnahdi Anwar, S.Pd., seorang aktivis relawan ibu rumah tangga.

Perlu diinfornasikan, kegiatan tersebut turut dihadiri oleh berbagai elemen. Tercatat sekitar puluhan peserta hadir, termasuk tamu undangan dari beberapa organisasi dan akademisi lintas kampus di Makassar.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dewab Pengurus Cabang (DPC) Kejayaan Mahasiswa Nusantara (KEMANUSA) Makassar, Gugun Puto Bello saat diwawancarai mengatakan dalam dialog ini nilai intinya untuk menegaskan bahwa perempuan tidak boleh hanya menjadi pengamat dalam arus perubahan yang begitu cepat di era disruptif.

Ia menekankan pentingnya adanya langkah nyata agar perempuan mampu menjadi agen perubahan yang aktif, inovatif, dan berdaya.

“Demi adanya langkah nyata untuk memastikan bahwa perempuan tidak hanya menjadi penonton dalam era disruptif, tetapi juga menjadi agen perubahan yang aktif, inovatif, dan berdaya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa peran perempuan di era ini bukan lagi sekadar wacana, melainkan sudah menjadi kebutuhan mendesak dalam membangun masyarakat yang adil dan berkelanjutan.

“Peran perempuan di era ini bukan hanya sekadar isu, tetapi sebuah keharusan untuk membangun masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan,” terangnya.

Selain menyoroti pentingnya partisipasi aktif perempuan, ia juga menegaskan bahwa dialog ini menjadi momentum untuk mendorong kebijakan yang lebih inklusif dan memberikan kesempatan yang setara bagi perempuan di berbagai sektor.

“Semoga menjadi seruan untuk para mahasiswa agar menjadi bagian dari masyarakat yang paling terdepan dalam menghidupkan isu yang demikian,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *