HTS Diduga Dalang di Balik Pembantaian Alawiyah dan Kristiani di Suriah

HTS, Suriah
Pasukan HTS. Foto: Internet

Dipublika.id – Ketegangan di Suriah kembali memanas setelah terjadinya serangkaian pembantaian yang menargetkan komunitas Alawiyah dan Kristiani di wilayah pesisir seperti Banyas, Latakia, dan Jableh.

Serangan yang terjadi di awal Maret ini menewaskan ratusan warga sipil dan menyisakan ketakutan di kalangan minoritas.

Kronologi Kejadian

Menurut laporan Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), serangan dimulai pada dini hari ketika kelompok bersenjata menyerbu desa-desa yang dihuni oleh komunitas Alawiyah dan Kristiani.

Warga melaporkan bahwa para penyerang membunuh secara membabi buta dan membakar rumah-rumah mereka.

Seorang saksi mata dari desa Hattaniyah, yang berhasil selamat, menggambarkan kejadian tersebut sebagai mimpi buruk.

“Mereka membakar rumah-rumah dan membunuh anak-anak hanya karena mereka berasal dari minoritas Alawiyah,” ungkapnya.

Sumber medis di daerah tersebut mengonfirmasi bahwa banyak korban mengalami luka tembak, sementara yang lainnya meninggal akibat kekerasan fisik. Beberapa desa hancur total, memaksa ratusan keluarga mengungsi ke daerah yang lebih aman.

Dugaan Dalang dan Motif Serangan

Sejumlah laporan menyebutkan bahwa kelompok militan Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) diduga berada di balik serangan ini. HTS, yang memiliki sejarah panjang sebagai faksi ekstremis, sebelumnya berafiliasi dengan al-Qaeda.

Kelompok ini dikenal menentang komunitas yang mereka anggap sebagai “kafir,” termasuk Alawiyah dan Kristiani.

Namun, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari HTS yang mengakui keterlibatan mereka dalam pembantaian tersebut. Beberapa analis menilai, serangan ini kemungkinan bermotif sektarian, mengingat komunitas Alawiyah memiliki hubungan historis dengan rezim Bashar al-Assad yang kini telah jatuh.

Selain itu, persaingan antara kelompok militan di Suriah diyakini memperburuk situasi, di mana serangan terhadap minoritas sering digunakan sebagai strategi untuk menunjukkan kekuatan dan menguasai wilayah.

Kondisi Terkini dan Respons Internasional

Pemerintah Suriah mengklaim telah menyelesaikan operasi militer di wilayah pesisir, tetapi situasi di lapangan tetap tegang.

Ribuan warga Alawiyah dan Kristiani memilih mengungsi ke Lebanon karena takut menjadi sasaran berikutnya.

Komunitas internasional mengecam kekerasan ini dan mendesak diadakannya penyelidikan independen.

Beberapa organisasi hak asasi manusia menuntut pertanggungjawaban terhadap pihak yang terlibat, termasuk dugaan keterlibatan HTS.

Sementara itu, keluarga korban terus menuntut keadilan di tengah ketidakpastian.

Hingga saat ini, investigasi terkait dalang di balik pembantaian ini masih berlangsung, sementara masyarakat Suriah terus hidup dalam bayang-bayang kekerasan yang belum berakhir.

Perlu diketahui

– Alawiyah adalah salah satu cabang Islam Syiah yang ada di pesisir barat Suriah, khususnya di daerah Latakia, Tartus, dan sekitarnya.

– HTS adalah singkatan dari Hay’at Tahrir al-Sham (Organisasi Pembebasan Suriah), sebuah kelompok militan yang beroperasi di wilayah Suriah bagian utara, terutama di provinsi Idlib. HTS mengusung ideologi Salafi-jihadis, yang bertujuan menegakkan hukum syariah dan membentuk negara Islam di Suriah.

– Al-Qaeda adalah organisasi ekstremis Islam yang didirikan oleh Osama bin Laden pada 1988. Kelompok ini memiliki ideologi Salafi-jihadis dan bertujuan menegakkan khilafah Islam global melalui perjuangan bersenjata (jihad).

– Sektarian adalah istilah yang merujuk pada sikap, pandangan, atau tindakan yang membela, mendukung, atau menunjukkan loyalitas eksklusif terhadap kelompok atau sekte tertentu, terutama dalam konteks agama, politik, atau ideologi.

Sumber: El País, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), Wikipedia, The Guardian, The Times, Ensiklopedia Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *